Pages

Tuesday, 19 November 2013

Beruntung Aku Terlahir Bukan Sebagai Perempuan



Dari rahim seorang ibu
Lahirlah aku sebagai anak laki-laki
Seandainya saja aku bisa
Bukan tangisan seorang bayi yang akan aku perdengarkan
Tetapi aku berteriak kegirangan
Karena aku tidak terlahir sebagai perempuan

Aku beruntung terlahir sebagai seorang laki-laki,
Karena sebagian dari kaumku beranggapan bahwa
Selingkuh adalah haknya  kaum lelaki
Selingkuh bagi kaum lelaki adalah sesuatu yang wajar
Selingkuh bagi kaum lelaki adalah sesuatu yang dapat dibenarkan

Aku beruntung karena terlahir sebagai seorang laki-laki,
Karena pada saat aku bercumbu rayu dengan wanita lain
Isteriku di rumah disibukkan dengan tugasnya sebagai ibu rumah tangga
Mencuci pakaian kotor biar senantiasa bersih
Memasak masakan yang lezat
Menjaga anak-anak biar selalu sehat
Merawat dan merapihkan rumah
Semua dilakukannya dengan segenap perasaan cinta
Semata-mata agar aku betah dan nyaman tinggal di rumah

Aku beruntung karena terlahir sebagai seorang laki-laki,
Karena sebagai seorang laki-laki
Aku dapat berselingkuh tanpa disertai perasaan bersalah
Toh , hal ini ada sejak peradaban manusia dimulai
Jauh sebelum aku terlahir di bumi ini

Aku beruntung karena terlahir sebagai seorang laki-laki,
Karena aku tidak akan pernah merasakan kepedihan dan kekecewaan
Yang dialami seorang perempuan menghadapi perselingkuhan  seseorang
Yang semula diharapkan mampu memberikan kebahagiaan baginya
Sampai ajal menjelang

Aku beruntung karena terlahir sebagai seorang laki-laki,
Karena aku tidak akan pernah merasakan kemarahan seorang perempuan
Atas ketidak adilan ini

Tapi,
Bagaimana jika terjadi aku terlahir sebagai perempuan?
Masih mampukan aku beranggapan bahwa selingkuh bagi kaum lelaki
Adalah sesuatu yang wajar?
Sesuatu yang dapat dibenarkan ?
Apakah aku masih mampu berkata inilah yang namanya keadilan ?
Ah . . . .

Sungguh suatu pertanyaan yang sangat menakutkan

No comments:

Post a Comment